Sabtu, 03 November 2012

Laporan Pencemaran Air


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang sangat esensial/mendasar bagi kehidupan makhluk hidup, utamanya umat manusia. Ketersediaan sumberdaya air di muka bumi pada hakekatnya tidaklah merata, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Meski air termasuk sumber daya alam yang bisa diperbaharui, namun keberadaannya di lingkungan tetap terancam karena tingkat penggunaan air melebihi tingkat pembaharuannya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan populasi manusia yang  semakin besar dan cepat dengan tuntutan urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas.
Adanya ketidak-seimbangan antara tingkat kebutuhan dan keterdapatan sumberdaya air, dapat berakibat pada timbulnya permasalahan, yaitu terjadinya “krisis air”. Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa sumberdaya air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai sektor dan kebutuhan, antara lain mulai dari kebutuhan untuk rumah tangga, industri, transportasi, pembangkit energi, pertanian/perkebunan, kesehatan dan lain-lain kebutuhan manusia.
Keberadaan dan ketersediaan sumberdaya air dimuka bumi ini sangatlah beragam, baik  secara spatial maupun temporal. Ditinjau dari sisi siklus hidrologi, sumberdaya air ini bersifat sangat dinamis (selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan kondisi demikian maka  ketersediaan dan penggunaan kebutuhan sumberdaya air juga akan selalu berubah dan dinamis setiap saat. Dan jika terjadi “ketimpangan” antara jumlah kebutuhan dengan jumlah ketersediaan sumberdaya air ini, maka akan menimbulkan masalah. Hal inilah yang kemudian selalu disebut sebagai krisis air.

1.2  RUMUSAN MASALAH
v  Bagaimanakah factor penyebab kurangnya ketersediaan air bersih di daerah terpencil?
v  Bagaimanakah Mekanisme Perubahan Linkungan & Terjadinya Dampak Kesehatan ?
v  Bagaimanakah Konsep / cara Penanggulangannya?

1.3  TUJUAN
v   Untuk mengetahui factor penyebab kurangnya ketersediaan air bersih di daerah terpencil
v  Untuk mengetahui Mekanisme Perubahan Linkungan & Terjadinya Dampak Kesehatan ?
2.1  Untuk Mengetahui  Konsep / Cara Penanggulangannya ?


BAB II
PEMBAHASAN
Krisis air menurut Unesco dibagi menjadi tiga hal besar, yaitu kelangkaan air (water scarcity), kualitas air (water quality), dan bencana berkaitan dengan air (water-related disaster) (Unesco, 2003). Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia, maka pemanfaatan sumberdaya air semakin meningkat pula. Di satu sisi, kebutuhan akan sumberdaya air semakin meningkat, namun disisi lainnya pengrusakan dan pencemaran terhadap sumberdaya air juga semakin meningkat akibat peningkatan pertumbuhan populasi dan peningkatan kegiatan industri.
Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama, untuk kebutuhan: minum, mandi, cuci, dsb.
Air minum yang ideal adalah:
Ø  Jernih
Ø  tidak berwarna
Ø  tidak berbau
Ø  tidak berasa
Ø  tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya

2.2  FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI DAERAH TERPENCIL
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia.
Faktor  yang mempengaruhi menurunnya debit air adalah faktor alami yaitu faktor yang bersumber pada alam, antara lain global warming, bencana alam, dan  pertambahan jumlah penduduk di Bali. Makin  padatnya jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air bersih, hal ini membuat susahnya mendapat air bersih untuk dikonsumsi.  
Pemansan global mengakibatkan siklus daur ulang air di alam dan perubahan iklim susah di prediksi. Pembuangan air limbah industry / domestic yang tidak terkendali pada badan air juga menyebababkan perubahan daur air dan pencemaran ekosisitem sekitarnya. Tindakan – tindakan tersebut sangat sesuai dengan tindakan pelestarian sumber daya air.
Grey water merupakan limbah domestic seperti air bekas cucian baju, cuci piring dan mandi tidak termasuk toilet / black water. Pengolahan black water merupakan salah satu wujud terhadap kelestarian potensi sumber daya air. Pemerintah propinsi DKI Jakarta menerapkan prinsip 5R ( Reduce, Reuse, Recycle, Recharge, dan Recovery ) sebagai jurus penyelamat dan penghematan sumber daya air.
Adapun faktor non alami yang menyebabkan penurunan debit air:
a)      Limbah pemukiman.
Limbah pemukiman  yang mengandung limbah domestic berupa sampah organic dan sampah anorganik serta detergen. Detergen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hamper setiap rumah tangga menggunakan detergen, padahal limbah detergen sangat sukar di uraikan oleh bakteri.
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll. Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.

b)      Limbah industri.
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan lingkungan sehingga membahayakankesehatan dan kelangsungan hidup makhluk hidup. Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal sebagai air raksa.
Zat warna dipakai hampir pada semua industri. Tanpa memakai zat warna, hasil atau produk industri tidak menarik. Oleh karena itu hampir semua produk memanfaatkannya agar produk itu dapat dipasarkan dengan mudah. Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian sunggh-sungguh agar tidak sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat warna tertentu yang relatif aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahan makanan dan minuman, industri farmasi/obat-obatan.



c)      Limbah pertanian.
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanaman. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok menjadi tidak terkendali. Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya.
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan.
Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun. Bahan Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan.
Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun. Bahan insektisida seringkali dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena bahan buangan pemberantas hama ini permukaannya akan tertutup lapisan minyak.
Menurunnya ketersediaan air memberikan dampak negatif dalam kehidupan kita, antara lain yaitu harga air semakin mahal, terbatasnya air bersih, dan yang paling penting adalah  semakin besarnya potensi masyarakat terserang penyakit yang akan mengakibatkan menurunnya derajat kesehatan masyarakat.

2.3  MEKANISME PERUBAHAN LINGKUNGAN & TERJADINYA DAMPAK KESEHATAN
Krisis air bersih yang berkepanjangan menyebabkan dampak yang buruk pada segala hal. Dalam masalah kekurangan air, negara-negara miskin paling banyak merasakan dampaknya. Negara-negara ini membutuhkan air dalam jumlah besar untuk bidang irigasi, domestik dan industri.  Air adalah kebutuhan mendasar manusia, tanpa air lingkungan akan kering dan manusia akan mati. Ada beberapa penyebab merebaknya masalah krisis air ini, salah satunya kegagalan beberapa negara untuk meregulasi, mengatur dan menjaga kelestarian air, selain itu juga pertumbuhan populasi penduduk yang semakin meningkat.
a.      Mekanisme Perubahan Lingkungan Terhadap Kurangnya Ketersediaan Air Bersih
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
v  Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
v  Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
v  Pendangkalan dasar perairan
v  Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
v  Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
v  Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
v  Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
v  Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

b.      Dampak Kurangnya Ketersediaan Air Bersih Bagi kesehatan
Secara umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah berbagai bahan pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan.
-          Biologis: bakteri dan virus
Efek kesehatan: mual, muntaber,pusing dan gangguan pencernaan
-          Kimiawi: limbah pabrik, racun pestisida, racun herbisida, getah, detergent
Efek kesehatan: penyakit ginjal, gangguan sistem saraf pusat, kanker, hepatitis, rusaknya sel darah merah, gangguan pembuangan air seni, terganggunya sistem penceranaan dan metabolism
-          Fisik: asbestos, plastik, kaleng, sampah organik, besi
Efek kesehatan: kanker, penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll), keracunan, gangguan sistem saraf pusat, ginjal dan sistem metabolisme.

Parahnya masalah ketersediaan air bersih ini menimbulkan masalah yang pelik pada sektor kesehatan.
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya
Agen
Penyakit
Virus
Rotavirus
Diare pada anak
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri
Vibrio cholera
Cholera
Escherichia Coli
Diare/Dysenterie
Enteropatogenik
Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi
Paratyphus
Shigella dysenteriae
Dysenterie
Protozoa
Entamuba histolytica
Dysentrie amoeba
Balantidia coli
Balantidiasis
Giarda lamblia
Giardiasis
Metazoa
Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Clonorchis sinensis
Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum
Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium
Taeniasis
Schistosoma
Schistosomiasis

Penyakit yang paling sering menyerang saat krisis air bersih melanda adalah diare. Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak (muntaber) ini bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi terus-menerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Diare yang disertai gejala buang air terus menerus, muntah dan kejang perut sering dianggap bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pertolongan medis.
Diare memang jarang sekali yang mengakibatkan kematian, namun tidak boleh dianggap remeh. Kelangkaan air bersih dan gaya hidup yang jorok adalah penyebab dari penyakit ini. Gaya hidup yang tidak higienis & tidak memperhatikan sanitasi menyebabkan usus rentan terhadap serangan virus diare. Kasus diare yang tidak cepat ditangani dapat menyebabkan dehidrasi yang jika dibiarkan dapat berujung pada kematian.
 Tanda seseorang menderita diare adalah apabila frekuensi buang air besarnya lebih sering dari normal. Kotoran yang keluar encer dan terdiri dari banyak cairan. Dan gejala seperti ini bisa jadi hanya gejala penyakit yang lebih parah, yakni tipus dan kanker usus. Sebenarnya pencegahan penyakit ini sangat mudah, yakni dengan menjaga kebersihan tubuh, makanan dan minuman. Namun bagi penduduk di mana air bersih sangat sulit mengalir, tindakan tersebut tidak bisa dengan mudah dilakukan.
Selain diare, daerah yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap penyakit kulit menular. Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga yang jarang mandi karena terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki. Air bersih yang mereka miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan dapur.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air telah dikenal sejak lama. Pencemaran air minum oleh air limbah atau oleh kotoran manusia (tinja), yang mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus, bacteria pathogen dan sebagainnya, dapat menyebar dengan cepat keseluruh system jaringan pelayanan air minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau peladakanjumlah penderita penyakit disuatu wilayah dalam waktu singkat.
Beberapa cirri khusus penyebaran penyakit tersebut antara lain yakni : proses penularan umumnya melalui mulut, terjadi didaerah pelayanan yang airnya tercemar. Beberapa penyakit yang sering berjangkit antara lain :
-          Dysentery: Penyebabnya adalah beberapa jenis dysentery baccilus, yang mengakibatkan gejala utama yakni mencret, mulas, demam, rasa mual, muntah-muntah, serta berak darah campur lender.
-          Thypus dan Paratypus : Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus dengan gejalanya seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul gejala pendarahan usus.
-          Kholera : Penyebabnya adalah bakteri pathogen jenis vibrio cholera, dengan gejala yang ditimbulkan mencret, diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang-kadang juga terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkinan menyebabkan penderita koma.
-          Hepatitis A : penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan gejala yang ditimbulkan atara lain rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa lelah/lemas diseluruh tubuh, terjadi pembengkakan liver dan timbul gejala sakit kuning.
-           
2.4  KONSEP / CARA PENANGGULAN MASALAH
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan  karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran air adalah :
1.      Hindari membuang sampah ke dalam sungai / parit. Jika perlu manfaatkan limbah anorganik untuk bisnis home industry.
2.      Untuk limbah Laundry, gunakan teknologi penyaringan air Grey Water
(silahkan cari metodenya di Google dengan kata kunci "grey water").
3.      Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik.
4.      Untuk rumah tangga, jika terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan MCK, air sungai sebaiknya disaring terlebih dahulu. Jika perlu gunakan tawas, kapur dan kaporit dengan takaran per 1000 Liter air :
Ø  5 sendok makan tawas
Ø  5 sendok makan kapur
Ø  1 sendok makan kaporit
Tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah akibat pencemaran air seharusnya dilakukan sejak dini, demi masa depan yang lebih baik.
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:
  1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
  2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
  3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
  4. Memperluas gerakan penghijauan
  5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
  6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
  7. Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.
  1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
  2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap
Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:
  1. Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan  dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
  2. Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
v  Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak
v  Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah
v  Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah
v  Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
v  Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendeta.
Jika hal ini di biarkan terus menerus maka tidak menutup kemungkinan terjadi krisis air secara global. Maka dari itu diperlukan beberapa usaha yang dapat dilakukan guna mencegah atau paling tidak mengurangi krisis air. Cara yang dapat kami sarankan adalah:
1.      Mengurangi sampah di sumbernya
2.      Mengurangi beban di TPA
3.      Mengurangi biaya pengolahan
4.      Memperbaiki kondisi lingkungan
5.      Mengolah limbah dengan tepat
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.



BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
-          Faktor  yang mempengaruhi menurunnya debit air adalah faktor alami yaitu faktor yang bersumber pada alam, antara lain global warming, bencana alam, dan  pertambahan jumlah penduduk. Makin  padatnya jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air bersih, hal ini membuat susahnya mendapat air bersih untuk dikonsumsi. 
Adapun faktor non alami yang menyebabkan penurunan debit air:
a)  Limbah pemukiman.
b)  Limbah industri.
c)   Limbah pertanian.
-          Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
v  Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
v  Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
v  Pendangkalan dasar perairan
v  Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
v  Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
v  Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
v  Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
v  Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Secara umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah berbagai bahan pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan.
-          Penanggulangan kemungkinan terjadi krisis air secara global. Maka dari itu diperlukan beberapa usaha yang dapat dilakukan guna mencegah atau paling tidak mengurangi krisis air. Cara yang dapat kami sarankan adalah:
1.         Mengurangi sampah di sumbernya
2.         Mengurangi beban di TPA
3.         Mengurangi biaya pengolahan
4.         Memperbaiki kondisi lingkungan
5.         Mengolah limbah dengan tepat

3.2  SARAN
Dengan membahas tentang pencemaran air ini dapat disarankan untuk seluruh warga masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar, di mana dengan membuang sampah ataupun kotoran (tinja) sembarangan, hal ini akan berdampak merugikan juga kepada diri sendiri, dan biasakan menjalani pola hidup bersih dan sehat .


DAFTAR PUSTAKA
Ircham Machfoedz. 2003.  Sanitasi Lingkungan. Yogyakarta: Fitra Maya.
Nommy Siahaan. 2004.  Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga
Sakti A.Siregar. 2004.  Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Dian Nusantara
Soedirman,Ir. 2002.  Kriteria Pencemaran Udara dan Air.  Jakarta: Grasindo
Srikandi Fardiaz. 1998.  Polusi Air dan Udara. Yogyakarta:  Kanisius

Jurnal :
Warlina lina. 2004. Jurnal Pencemaran Air :Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. Bogor