BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan
evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat
internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi
air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan
tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700
juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India
meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina
menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak
memiliki akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air
merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih
berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru
pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47
persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara
mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Sumberdaya air
merupakan sumberdaya yang sangat esensial/mendasar bagi kehidupan makhluk
hidup, utamanya umat manusia. Ketersediaan sumberdaya air di muka bumi pada
hakekatnya tidaklah merata, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan
berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Meski air termasuk sumber
daya alam yang bisa diperbaharui, namun keberadaannya di lingkungan
tetap terancam karena tingkat penggunaan air melebihi tingkat pembaharuannya.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan populasi manusia yang semakin besar dan
cepat dengan tuntutan urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas.
Adanya
ketidak-seimbangan antara tingkat kebutuhan dan keterdapatan sumberdaya air,
dapat berakibat pada timbulnya permasalahan, yaitu terjadinya “krisis air”.
Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa sumberdaya air dimanfaatkan oleh manusia
untuk berbagai sektor dan kebutuhan, antara lain mulai dari kebutuhan untuk
rumah tangga, industri, transportasi, pembangkit energi, pertanian/perkebunan,
kesehatan dan lain-lain kebutuhan manusia.
Keberadaan dan
ketersediaan sumberdaya air dimuka bumi ini sangatlah beragam, baik
secara spatial maupun temporal. Ditinjau dari sisi siklus hidrologi,
sumberdaya air ini bersifat sangat dinamis (selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu dan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan kondisi demikian maka
ketersediaan dan penggunaan kebutuhan sumberdaya air juga akan selalu berubah
dan dinamis setiap saat. Dan jika terjadi “ketimpangan” antara jumlah kebutuhan
dengan jumlah ketersediaan sumberdaya air ini, maka akan menimbulkan masalah.
Hal inilah yang kemudian selalu disebut sebagai krisis air.
1.2 RUMUSAN MASALAH
v Bagaimanakah factor penyebab
kurangnya ketersediaan air bersih di daerah terpencil?
v Bagaimanakah Mekanisme Perubahan
Linkungan & Terjadinya Dampak Kesehatan ?
v Bagaimanakah Konsep / cara
Penanggulangannya?
1.3 TUJUAN
v Untuk mengetahui factor penyebab kurangnya
ketersediaan air bersih di daerah terpencil
v Untuk mengetahui Mekanisme Perubahan
Linkungan & Terjadinya Dampak Kesehatan ?
2.1 Untuk Mengetahui Konsep / Cara Penanggulangannya ?
BAB II
PEMBAHASAN
Krisis air
menurut Unesco dibagi menjadi tiga hal besar, yaitu kelangkaan air (water
scarcity), kualitas air (water quality),
dan bencana berkaitan dengan air (water-related disaster)
(Unesco, 2003). Dengan
semakin pesatnya pertumbuhan penduduk di dunia, maka pemanfaatan sumberdaya air
semakin meningkat pula. Di satu sisi, kebutuhan akan sumberdaya air semakin
meningkat, namun disisi lainnya pengrusakan dan pencemaran terhadap sumberdaya
air juga semakin meningkat akibat peningkatan pertumbuhan populasi dan
peningkatan kegiatan industri.
Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama,
untuk kebutuhan: minum, mandi, cuci, dsb.
Air minum yang ideal adalah:
Ø Jernih
Ø tidak berwarna
Ø tidak berbau
Ø tidak berasa
Ø tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
2.2 FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA
KETERSEDIAAN AIR BERSIH DI DAERAH TERPENCIL
Banyak penyebab
sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi
efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber
tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling.
Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa
dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir
juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan
hujan asam. Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan
partikulat terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia.
Faktor yang mempengaruhi menurunnya debit air adalah
faktor alami yaitu faktor yang bersumber pada alam, antara lain global warming,
bencana alam, dan pertambahan jumlah penduduk di Bali. Makin
padatnya jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air bersih, hal
ini membuat susahnya mendapat air bersih untuk dikonsumsi.
Pemansan
global mengakibatkan siklus daur ulang air di alam dan perubahan iklim susah di
prediksi. Pembuangan air limbah industry / domestic yang tidak terkendali pada
badan air juga menyebababkan perubahan daur air dan pencemaran ekosisitem
sekitarnya. Tindakan – tindakan tersebut sangat sesuai dengan tindakan
pelestarian sumber daya air.
Grey water
merupakan limbah domestic seperti air bekas cucian baju, cuci piring dan mandi
tidak termasuk toilet / black water.
Pengolahan black water merupakan salah satu wujud terhadap kelestarian potensi
sumber daya air. Pemerintah propinsi DKI Jakarta menerapkan prinsip 5R ( Reduce, Reuse, Recycle, Recharge, dan
Recovery ) sebagai jurus penyelamat dan penghematan sumber daya air.
Adapun faktor non alami yang menyebabkan penurunan debit
air:
a) Limbah
pemukiman.
Limbah pemukiman yang mengandung limbah domestic
berupa sampah organic dan sampah anorganik serta detergen. Detergen merupakan
limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hamper
setiap rumah tangga menggunakan detergen, padahal limbah detergen sangat sukar
di uraikan oleh bakteri.
Bahan
buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme.
Bahan
buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium
(Mg) dll. Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat
racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam
tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
b)
Limbah industri.
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan
berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan lingkungan sehingga
membahayakankesehatan dan kelangsungan hidup makhluk hidup. Logam yang paling
berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal sebagai air
raksa.
Zat
warna dipakai hampir pada semua industri. Tanpa memakai zat warna, hasil atau
produk industri tidak menarik. Oleh karena itu hampir semua produk memanfaatkannya
agar produk itu dapat dipasarkan dengan mudah. Pada
dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu pencemaran
zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian sunggh-sungguh agar tidak
sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat warna tertentu yang
relatif aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahan makanan
dan minuman, industri farmasi/obat-obatan.
c) Limbah pertanian.
Pupuk dan pestisida biasa digunakan
para petani untuk merawat tanaman. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang
berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat
merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok menjadi
tidak terkendali. Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang
lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat
mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya.
Pemakaian
bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga
sisa insektisida pada daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan
insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah,
melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau
danau di sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan
insektisida bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan.
Bahan
insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun
biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu degradasi oleh
mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun.
Bahan Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian
seringkali mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada
daerah pertanian tersebut cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat
sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada
daerah pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di sekitarnya. Seperti
halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan insektisida bersifat racun
apabila sampai kedalam air lingkungan.
Bahan
insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun biasanya hal itu akan berlangsung dalam
waktu yang lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme berselang antara beberapa
minggu sampai dengan beberapa tahun. Bahan insektisida seringkali dicampur dengan
senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena bahan buangan pemberantas hama
ini permukaannya akan tertutup lapisan minyak.
Menurunnya ketersediaan air memberikan
dampak negatif dalam kehidupan kita, antara lain yaitu harga air semakin mahal,
terbatasnya air bersih, dan yang paling penting adalah semakin besarnya
potensi masyarakat terserang penyakit yang akan mengakibatkan menurunnya
derajat kesehatan masyarakat.
2.3 MEKANISME PERUBAHAN LINGKUNGAN
& TERJADINYA DAMPAK KESEHATAN
Krisis
air bersih yang berkepanjangan menyebabkan dampak yang buruk pada segala hal.
Dalam masalah kekurangan air, negara-negara miskin paling banyak merasakan
dampaknya. Negara-negara ini membutuhkan air dalam jumlah besar untuk bidang
irigasi, domestik dan industri. Air
adalah kebutuhan mendasar manusia, tanpa air lingkungan akan kering dan manusia
akan mati. Ada beberapa penyebab merebaknya masalah krisis air ini, salah
satunya kegagalan beberapa negara untuk meregulasi, mengatur dan menjaga
kelestarian air, selain itu juga pertumbuhan populasi penduduk yang semakin
meningkat.
a.
Mekanisme
Perubahan Lingkungan Terhadap Kurangnya Ketersediaan Air Bersih
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan
sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau
samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis
kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk
dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman,
pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat
mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat
dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata
terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya
menderita cacat dan meninggal.
Banyak
akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
v Terganggunya kehidupan organisme air karena
berkurangnya kandungan oksigen
v Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
v Pendangkalan dasar perairan
v Tersumbatnya penyaring reservoir, dan
menyebabkan perubahan ekologi
v Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan
kelahiran cacat
v Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan
selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang
berguna terutama predator
v Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan
bahkan burung
v Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan
leukemia
b. Dampak Kurangnya Ketersediaan Air
Bersih Bagi kesehatan
Secara
umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia
dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita
sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar
ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah gangguan
pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah berbagai bahan pencemar
air dan efeknya terhadap kesehatan.
-
Biologis:
bakteri dan virus
Efek kesehatan: mual,
muntaber,pusing dan gangguan pencernaan
-
Kimiawi:
limbah
pabrik, racun pestisida, racun herbisida, getah, detergent
Efek kesehatan:
penyakit ginjal, gangguan sistem saraf pusat, kanker, hepatitis, rusaknya sel
darah merah, gangguan pembuangan air seni, terganggunya sistem penceranaan dan
metabolism
-
Fisik:
asbestos, plastik, kaleng, sampah organik, besi
Efek kesehatan:
kanker, penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll), keracunan, gangguan
sistem saraf pusat, ginjal dan sistem metabolisme.
Parahnya masalah ketersediaan air bersih ini menimbulkan
masalah yang pelik pada sektor kesehatan.
Ada beberapa penyakit
yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit
yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri,
protozoa dan metazoa.
Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan
Agennya
Agen
|
Penyakit
|
Virus
|
|
Rotavirus
|
Diare
pada anak
|
Virus Hepatitis
A
|
Hepatitis A
|
Virus
Poliomyelitis
|
Polio
(myelitis anterior acuta)
|
Bakteri
|
|
Vibrio cholera
|
Cholera
|
Escherichia
Coli
|
Diare/Dysenterie
|
Enteropatogenik
|
|
Salmonella
typhi
|
Typhus abdominalis
|
Salmonella
paratyphi
|
Paratyphus
|
Shigella dysenteriae
|
Dysenterie
|
Protozoa
|
|
Entamuba
histolytica
|
Dysentrie amoeba
|
Balantidia coli
|
Balantidiasis
|
Giarda lamblia
|
Giardiasis
|
Metazoa
|
|
Ascaris
lumbricoides
|
Ascariasis
|
Clonorchis
sinensis
|
Clonorchiasis
|
Diphyllobothrium
latum
|
Diphylobothriasis
|
Taenia
saginata/solium
|
Taeniasis
|
Schistosoma
|
Schistosomiasis
|
Penyakit yang paling
sering menyerang saat krisis air bersih melanda adalah diare. Penyakit yang
juga populer dengan nama muntah berak (muntaber) ini bisa dikatakan sebagai
penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi terus-menerus di semua daerah,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Diare yang disertai gejala buang air
terus menerus, muntah dan kejang perut sering dianggap bisa sembuh dengan
sendirinya tanpa perlu pertolongan medis.
Diare memang jarang
sekali yang mengakibatkan kematian, namun tidak boleh dianggap remeh.
Kelangkaan air bersih dan gaya hidup yang jorok adalah penyebab dari penyakit
ini. Gaya hidup yang tidak higienis & tidak memperhatikan sanitasi
menyebabkan usus rentan terhadap serangan virus diare. Kasus diare yang tidak
cepat ditangani dapat menyebabkan dehidrasi yang jika dibiarkan dapat berujung
pada kematian.
Tanda seseorang menderita diare adalah apabila
frekuensi buang air besarnya lebih sering dari normal. Kotoran yang keluar
encer dan terdiri dari banyak cairan. Dan gejala seperti ini bisa jadi hanya
gejala penyakit yang lebih parah, yakni tipus dan kanker usus. Sebenarnya
pencegahan penyakit ini sangat mudah, yakni dengan menjaga kebersihan tubuh,
makanan dan minuman. Namun bagi penduduk di mana air bersih sangat sulit
mengalir, tindakan tersebut tidak bisa dengan mudah dilakukan.
Selain diare, daerah
yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap penyakit kulit menular.
Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga yang jarang mandi karena
terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki. Air bersih yang mereka
miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan dapur.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan air telah dikenal
sejak lama. Pencemaran air minum oleh air limbah atau oleh kotoran manusia
(tinja), yang mengandung organisme yang dapat menimbulkan penyakit, virus,
bacteria pathogen dan sebagainnya, dapat menyebar dengan cepat keseluruh system
jaringan pelayanan air minum tersebut, serta dapat menyebabkan wabah atau
peladakanjumlah penderita penyakit disuatu wilayah dalam waktu singkat.
Beberapa cirri khusus penyebaran penyakit tersebut antara
lain yakni : proses penularan umumnya melalui mulut, terjadi didaerah pelayanan
yang airnya tercemar. Beberapa penyakit yang sering berjangkit antara lain :
-
Dysentery:
Penyebabnya adalah beberapa jenis
dysentery baccilus, yang mengakibatkan gejala utama yakni mencret, mulas,
demam, rasa mual, muntah-muntah, serta berak darah campur lender.
-
Thypus
dan Paratypus : Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus
dengan gejalanya seluruh badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul
gejala pendarahan usus.
-
Kholera
: Penyebabnya
adalah bakteri pathogen jenis vibrio cholera, dengan gejala yang ditimbulkan
mencret, diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang-kadang juga
terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkinan menyebabkan penderita
koma.
-
Hepatitis
A : penyebabnya
adalah virus hepatitis A, dengan gejala yang ditimbulkan atara lain rasa mual,
pusing disertai demam, dan rasa lelah/lemas diseluruh tubuh, terjadi
pembengkakan liver dan timbul gejala sakit kuning.
-
2.4 KONSEP / CARA PENANGGULAN MASALAH
Untuk mencegah
agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan
hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak
membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara
sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam
selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa
pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak
menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
Pencemaran air
yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang
masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ
tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung
logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam
berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah
industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat,
maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke
lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan
limbah
Limbah industri
sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan
hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar
bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat
dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah
membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran
air adalah :
1. Hindari membuang sampah ke dalam
sungai / parit. Jika perlu manfaatkan limbah anorganik untuk bisnis home
industry.
2. Untuk limbah Laundry, gunakan
teknologi penyaringan air Grey Water
(silahkan cari metodenya di Google dengan kata kunci "grey water").
(silahkan cari metodenya di Google dengan kata kunci "grey water").
3. Membuat Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik.
4. Untuk rumah tangga, jika terpaksa
menggunakan air sungai untuk keperluan MCK, air sungai sebaiknya disaring
terlebih dahulu. Jika perlu gunakan tawas, kapur dan kaporit dengan takaran per
1000 Liter air :
Ø 5 sendok makan tawas
Ø 5 sendok makan kapur
Ø 1 sendok makan kaporit
Tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah akibat pencemaran
air seharusnya dilakukan sejak dini, demi masa depan yang lebih baik.
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena
airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi
air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak
ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga
agar tanah tetap bersih, misalnya:
- Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
- Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
- Pengawasan terhadap penggunaan jenis- jenis pestisida dan zat – zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
- Memperluas gerakan penghijauan
- Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
- Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
- Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun
cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir.
Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.
- Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
- Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap
Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”,
hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah- langkah yang
dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:
- Dalam perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan dari pavling blok ( blok- blok adukan beton yang disusun denagn rongga- rongga resapan air disela- selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
- Apabila di halaman pekarangan- pekarangan rumah kita masih terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur- sumur resapan air hujan sebanyak- banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
v Persediaan air bersih dalam tanah disekitar
rumah kita cukup baik dan banyak
v Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan
untuk menimbun lahan- lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah
v Apabila air hujan tidak tertampung oleh
selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur- sumur resapan. Jangan
membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi,
cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan
air tanah
v Apabila air banjir masuk ke rumah menapai
ketinggian 20- 50 cm, satu- satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita
di atas ambang permukaan air banjir.
v Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu
masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya
sering kurang terencana secara mendeta.
Jika hal ini di biarkan terus menerus
maka tidak menutup kemungkinan terjadi krisis air secara global. Maka dari itu
diperlukan beberapa usaha yang dapat dilakukan guna mencegah atau paling tidak
mengurangi krisis air. Cara yang dapat kami sarankan adalah:
1. Mengurangi
sampah di sumbernya
2. Mengurangi
beban di TPA
3. Mengurangi
biaya pengolahan
4. Memperbaiki
kondisi lingkungan
5. Mengolah limbah
dengan tepat
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat
merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Sedangkan penanggulangan secara
teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat
dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi
pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang
kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle)
dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
-
Faktor
yang mempengaruhi menurunnya debit air adalah faktor alami yaitu faktor yang
bersumber pada alam, antara lain global warming, bencana alam, dan
pertambahan jumlah penduduk. Makin padatnya jumlah penduduk mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan air bersih, hal ini membuat susahnya mendapat air bersih
untuk dikonsumsi.
Adapun faktor non alami yang menyebabkan penurunan debit
air:
a) Limbah
pemukiman.
b) Limbah
industri.
c) Limbah pertanian.
-
Banyak
akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
v Terganggunya kehidupan organisme air karena
berkurangnya kandungan oksigen
v Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
v Pendangkalan dasar perairan
v Tersumbatnya penyaring reservoir, dan
menyebabkan perubahan ekologi
v Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan
kelahiran cacat
v Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan
selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang
berguna terutama predator
v Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan
bahkan burung
v Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan
leukemia
Secara
umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia
dan fisik. Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Kita
sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar
ini. Efek yang paling ringan adalah penyakit kulit. Gejala yang lain adalah
gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll. Berikut adalah berbagai bahan
pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan.
-
Penanggulangan kemungkinan terjadi
krisis air secara global. Maka dari itu diperlukan beberapa usaha yang dapat
dilakukan guna mencegah atau paling tidak mengurangi krisis air. Cara yang
dapat kami sarankan adalah:
1.
Mengurangi sampah di sumbernya
2.
Mengurangi beban di TPA
3.
Mengurangi biaya pengolahan
4.
Memperbaiki kondisi lingkungan
5.
Mengolah limbah dengan tepat
3.2 SARAN
Dengan membahas tentang pencemaran air ini dapat disarankan
untuk seluruh warga masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar, di
mana dengan membuang sampah ataupun kotoran (tinja) sembarangan, hal ini akan berdampak
merugikan juga kepada diri sendiri, dan biasakan menjalani pola hidup bersih
dan sehat .
DAFTAR PUSTAKA
Ircham
Machfoedz. 2003. Sanitasi Lingkungan. Yogyakarta: Fitra Maya.
Nommy
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga
Sakti
A.Siregar. 2004. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Dian Nusantara
Soedirman,Ir.
2002. Kriteria Pencemaran Udara dan Air. Jakarta: Grasindo
Srikandi
Fardiaz. 1998. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius
Jurnal
:
Warlina
lina. 2004. Jurnal Pencemaran Air
:Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar